Aku mendapati diriku terbangun di dalam novel yang ditulis oleh kakakku. Namun, ada sesuatu yang terasa tidak biasa dengan cerita ini... Setelah kakakku meninggal dalam sebuah kecelakaan, aku diberikan kesempatan untuk mengabulkan satu keinginan karena amal baiknya. Aku memilih untuk merasakan hidup sebagai karakter yang paling dia cintai dalam novelnya. Tapi, alih-alih menjadi tokoh utama, aku justru masuk ke dalam tubuh Satin, tokoh antagonis cerita! Dan masalah tidak berhenti di situ. Cain, sang ksatria suci yang juga protagonis utama, terus saja mengusik hidupku. “Hei, kenapa kau memandangku seperti itu? Menjengkelkan.” “Satin, jangan bicara padaku. Lebih baik kau mati saja.” Siapa sangka, saat masih kecil, dia ternyata seperti anak kucing kecil yang galak dan keras kepala?! Sambil mencoba mengungkap misteri dalam cerita ini, insiden tertentu membuat hubungan kami berdua menjadi jauh lebih rumit... “Satin, aku benar-benar mengira kau sudah mati. …Jadi, aku berniat membunuh semuanya…” Membunuh? Serius? Ini sungguh membuatku pusing...